BLUSTRU
Sayur Bening Menyehatkan
Tanaman "Blustru (luffa cylindrica)" sudah tidak asing bagi masyarakat Jawa Tengah karena sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sayur bening. Sayuran ini terasa segar jika dimakan dengan nasi dan sambal plus lalapan. Berdasarkan literatur, daun dan buah blustru mempunyai khasiat sebagai ilemostatik, analgesik, diuretik dan galaktogog. Tanaman ini dapat untuk menyembuhkan batuk, sendawan, demam, disentri, sakit kuning, wasir, kencing berdarah, pelancar ASI, dan mengatasi haid tidak teratur (iptek@net.id; 2007).
Tanaman blustru tumbuh merambat, batangnya persegi, masif, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal panjang, tepi bergerigi, panjang 7 - 25 cm yang berwarna hijau. Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional adalah serabut buah dan daunnya, yang masih dalam kondisi segar (khazanah botani, 2005). Bagian tersebut mengandung senyawa kimia saponin, galaktan, manosan, silosa, lefenina, vitamin A, B, dan C.
Mengatasi gangguan haid yang tidak teratur dengan menyiapkan 12 lembar daun blustru yang masih segar, 4 gr jungrahab, 3 gr umbi rumput teki tambahkan air secukupnya. Bahan-bahan tersebut diseduh lalu diminum satu kali sehari sebanyak seperempat cangkir selama 3 hari. bahan-bahan tersebut dapat diperoleh di toko jamu.
Kencing berdarah dapat diobati dengan meramu 6 helai daun blustru, 7 herba meniran, 3 keping rimpang temulawak dan 110 ml air. Ramuan tersebut diseduh kemudian diminum sebanyak 100 ml selama 14 hari.
Ramuan bagi penderita wasir (ambeien) adalah 10 helai daun segar blustru, 10 helai daun segar tanaman wungu dan air secukupnya kemudian dipipis dan diminum sehari sekali sebanyak seperempat cangkir selama 14 hari.
ASI dapat diperlancar dengan memasak buah blustru secukupnya bersama daun bayam dan daun katuk.
Tanaman blustru tumbuh merambat, batangnya persegi, masif, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal panjang, tepi bergerigi, panjang 7 - 25 cm yang berwarna hijau. Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional adalah serabut buah dan daunnya, yang masih dalam kondisi segar (khazanah botani, 2005). Bagian tersebut mengandung senyawa kimia saponin, galaktan, manosan, silosa, lefenina, vitamin A, B, dan C.
Mengatasi gangguan haid yang tidak teratur dengan menyiapkan 12 lembar daun blustru yang masih segar, 4 gr jungrahab, 3 gr umbi rumput teki tambahkan air secukupnya. Bahan-bahan tersebut diseduh lalu diminum satu kali sehari sebanyak seperempat cangkir selama 3 hari. bahan-bahan tersebut dapat diperoleh di toko jamu.
Kencing berdarah dapat diobati dengan meramu 6 helai daun blustru, 7 herba meniran, 3 keping rimpang temulawak dan 110 ml air. Ramuan tersebut diseduh kemudian diminum sebanyak 100 ml selama 14 hari.
Ramuan bagi penderita wasir (ambeien) adalah 10 helai daun segar blustru, 10 helai daun segar tanaman wungu dan air secukupnya kemudian dipipis dan diminum sehari sekali sebanyak seperempat cangkir selama 14 hari.
ASI dapat diperlancar dengan memasak buah blustru secukupnya bersama daun bayam dan daun katuk.